PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA: Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada hari Kamis mendesak seluruh dunia untuk terus waspada terhadap ancaman senjata biologis meskipun ada kemajuan yang dibuat oleh komunitas internasional untuk mencegah penyebarannya, media melaporkan pada hari Jumat.

Dalam pesannya untuk memperingati 40 tahun berlakunya Konvensi Senjata Biologis PBB, Sekretaris Jenderal mencatat bahwa “norma yang melarang penggunaan dan kepemilikan senjata biologis tetap kuat, dan tidak ada negara yang mengidentifikasi dirinya sebagai pemilik senjata biologis. .” lapor Xinhua.

Konvensi Senjata Biologi dibuka untuk ditandatangani pada tahun 1972 dan mulai berlaku pada tahun 1975.

Perjanjian ini melarang pengembangan, produksi, perolehan, pemindahan, penyimpanan, penimbunan dan penggunaan senjata biologi dan kimia dan merupakan elemen kunci, bersama dengan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir dan Konvensi Senjata Kimia, dalam upaya komunitas internasional untuk mengatasi proliferasi. senjata pemusnah massal.

Perjanjian ini juga merupakan perjanjian perlucutan senjata multilateral pertama yang melarang seluruh kategori senjata.

Saat ini terdapat 173 negara bagian yang menjadi pihak.

“Negara-negara anggota harus tetap waspada terhadap ancaman yang akan ditimbulkan oleh senjata mematikan tersebut terhadap umat manusia dan terus melakukan upaya untuk menghilangkan ketersediaannya,” kata Sekjen PBB.

“Wabah Ebola di Afrika Barat menunjukkan dampak buruk yang ditimbulkan oleh suatu penyakit, dampak yang dapat meningkat secara besar-besaran jika penyakit tersebut dengan sengaja disalahgunakan sebagai senjata,” katanya.

“Di sisi lain, wabah ini juga menunjukkan komitmen masyarakat internasional dalam merespons ancaman tersebut, baik yang alami maupun yang disengaja,” ujarnya.

“Hal ini juga menunjukkan pentingnya peran ilmu pengetahuan dalam menciptakan pertahanan yang lebih baik.”

Sementara itu, Sekretaris Jenderal menyerukan kepada 23 negara yang belum bergabung dalam Konvensi untuk melakukan hal tersebut “tanpa penundaan”, dan menambahkan bahwa pada tahun peringatannya, dan dengan Konferensi Peninjauan Kedelapan yang akan diadakan pada tahun 2016, “semua negara harus menegaskan kembali penolakan tegas mereka terhadap penggunaan penyakit sebagai senjata.”

“Kita harus tetap waspada,” kata Sekjen PBB.

“Konferensi Tinjauan Kedelapan pada tahun 2016 adalah kesempatan untuk mengkonsolidasikan kemajuan dan mempertimbangkan bagaimana menyesuaikan konvensi penting ini dengan tantangan yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta potensi risiko yang ditimbulkan oleh teroris dan aktor non-negara lainnya.”

“Saya mendorong Negara-Negara Pihak untuk berpikir kreatif tentang bagaimana membangun kepercayaan terhadap kepatuhan terhadap Konvensi,” tambahnya.

uni togel