SYDNEY: Seorang Muslim Australia di Suriah membantah mendanai terorisme setelah rekening banknya ditutup, lapor media pada Senin.

Rekening bank warga Sydney Mohamed Zuhbi ditutup 10 hari yang lalu ketika ia menjadi pendukung vokal Negara Islam di Irak dan Suriah Raya (ISIS), lapor Australian Broadcasting Corporation (ABC).

Dia mengatakan Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO) berada di balik keputusan tersebut.

“Bank awalnya menolak menutup rekening. Ketika mereka menyelidiki lebih lanjut, mereka menemukan itu ditutup dari peringkat yang lebih tinggi dan tidak bisa memberi saya alasan,” kata Zuhbi.

“Pada kenyataannya, ini adalah langkah yang sangat rendah karena kami tidak pernah mengindikasikan bahwa dana apa pun akan digunakan untuk sesuatu yang ilegal atau ilegal,” katanya.

Zuhbi menggambarkan dirinya sebagai pekerja bantuan yang membantu anak yatim dan ibu janda, dan mengatakan dia telah menerima sumbangan lebih dari $40.000, menurut ABC.

“Dana untuk jihad datang dalam jumlah $100.000, $200.000. Bahkan jika kami melakukan hal seperti itu, tidak ada bedanya,” katanya.

“Keluarga yang memiliki anak yatim jauh lebih membutuhkan daripada seorang jihadi.”

Ayahnya, Baraa Zuhbi, membenarkan keluarga itu didatangi agen ASIO.

“Putra saya tidak berperang dan mereka bukan jihadis. Mohamed pergi ke sana untuk membantu para pengungsi dan menggunakan semua uangnya sendiri,” kata Baraa Zuhbi.

“Menutup akun adalah langkah bodoh,” tambahnya.

Dia mengatakan kedua putranya, Mohamed dan Hazem, tinggal di Turki dan melakukan perjalanan ke Suriah untuk memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.

ASIO sedang melacak pria Sydney lainnya yang diyakini berjuang untuk kelompok pemberontak di Suriah dan Irak.

Mereka termasuk Mohamed Elomar dan Khaled Sharrouf, yang baru-baru ini difoto di samping mayat tahanan yang dieksekusi di Irak, menurut laporan tersebut.

Orang Australia terbaru yang diketahui tewas di wilayah tersebut adalah Zakariah Raad, seorang pria Sydney yang muncul dalam video rekrutmen ISIS yang dirilis dua minggu lalu.

Zuhbi mengaku tidak mengenal mereka secara pribadi.

Departemen Kejaksaan Agung Australia memperkirakan 150 orang dari negara tersebut secara substansial terlibat dengan kelompok ekstremis di Suriah.

Jumlah ini termasuk individu yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di wilayah tersebut, melakukan perjalanan dan telah kembali ke Australia, dan orang lain yang secara aktif mendukung kegiatan ekstremis di Suriah tetapi secara fisik tetap berada di Australia, kata pernyataan tersebut.

Togel Singapore Hari Ini