WASHINGTON: India memimpin upaya untuk memerangi tantangan pemanasan global, sementara orang Amerika yang skeptis terus mempertanyakan perubahan iklim, menurut survei global terbaru yang dilakukan majalah Time.

Dari enam negara yang disurvei, masyarakat India merupakan negara yang paling mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap energi dan konsumsi, serta negara yang paling berkomitmen terhadap konservasi dan paling optimis terhadap kemampuan mereka dalam mengurangi emisi.

Lebih dari 9 dari 10 orang India melaporkan bahwa isu-isu konservasi “sangat penting” bagi mereka, dibandingkan dengan 68 persen secara keseluruhan, berdasarkan survei majalah berita AS mengenai sikap terhadap energi.

Masyarakat India dua kali lebih bersedia membayar lebih untuk energi ramah lingkungan dibandingkan masyarakat Brazil, Jerman, Turki, Korea Selatan, atau Amerika Serikat.

“Masing-masing negara telah berupaya mengurangi jejak lingkungannya dengan cara yang berbeda-beda,” menurut survei Time.

“Orang Jerman punya kebiasaan mematikan komputer. Orang Brazil rajin mematikan lampu. Amerika adalah pemimpin dalam daur ulang.”

“Tetapi masyarakat India melaporkan adanya pendekatan paling komprehensif terhadap konservasi energi, dengan 8 dari 10 orang India melaporkan mengubah kebiasaan pribadi mereka untuk membatasi konsumsi,” kata Time.

Perubahan tersebut mencakup beberapa tugas sederhana yang dapat mengurangi biaya dan emisi karbon, katanya.

“Warga India adalah negara yang paling mungkin melakukan carpooling, menggunakan transportasi umum, dan berjalan kaki dibandingkan enam negara yang disurvei.

“Mereka mencabut perangkat jika mereka tidak menggunakannya lebih sering dibandingkan orang lain,” kata survei tersebut.

Meskipun konservasi berkorelasi dengan disiplin keuangan di enam negara yang disurvei, “India juga unik,” kata Time, sambil mencatat, “India adalah negara adidaya yang sedang berkembang dengan tantangan energi yang kuat.”

“Tantangan-tantangan sistemik ini nampaknya telah membentuk sikap terhadap energi, mendorong kesadaran sosial dan inovasi,” katanya.

Ketika ditanya kekhawatiran mana yang mendasari kebiasaan energi mereka, masyarakat India menyebutkan upaya meminimalkan dampak lingkungan (46 persen) dibandingkan membatasi biaya (34 persen) atau memaksimalkan kenyamanan (21 persen).

Meskipun masyarakat India sangat sadar akan isu-isu iklim, mereka lebih optimis dibandingkan rekan-rekan mereka mengenai kemampuan dunia dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, kata Time.

Lebih dari 60 persen masyarakat India mengatakan mereka yakin dunia dapat mengurangi emisi karbon sebesar 80 persen pada tahun 2050, dibandingkan dengan 37 persen responden secara keseluruhan.

Dari enam negara yang disurvei oleh Time, India merupakan satu-satunya negara yang mayoritasnya optimis mengenai potensi mencapai tingkat pemotongan tersebut.

Survei ini dilakukan terhadap 3.505 responden daring yang tersebar merata di AS, Brasil, Jerman, Turki, India, dan Korea.

Pemungutan suara dilakukan mulai 10 Mei hingga 22 Mei. Margin kesalahan keseluruhan adalah 1,8 persen, kata Time.

Singapore Prize