JENEWA: Para perunding Iran dan enam negara besar yang berupaya mencapai kesepakatan kompleks mengenai program nuklir Teheran melakukan diskusi yang “serius dan bermanfaat” di Jenewa dan akan bertemu lagi bulan depan, kata Uni Eropa.
Pejabat tingkat tinggi dari Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Perancis, Jerman dan Rusia bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi selama satu hari untuk melakukan pembicaraan sebagai bagian dari “upaya diplomatik berkelanjutan untuk menemukan solusi komprehensif terhadap masalah nuklir Iran.” kata Uni Eropa kemarin dalam pesan yang dikirimkan kepada wartawan.
“Mereka mengadakan pertemuan serius dan bermanfaat yang dipimpin oleh direktur politik UE, Helga Schmid, dan memutuskan untuk bertemu lagi pada awal Februari,” bunyi pesan tersebut.
Perundingan tersebut bertujuan untuk mencapai kesepakatan komprehensif yang akan mengekang program nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi yang ketat.
Setelah kesepakatan sementara disepakati di Jenewa pada bulan November 2013, dua tenggat waktu untuk kesepakatan akhir telah terlewati, dan kini tenggat waktu ketiga akan segera tiba pada tanggal 1 Juli.
Araghchi bertemu dengan para pejabat senior AS tiga hari sebelum pertemuan kemarin dan juga bertemu dengan para pejabat Rusia dalam persiapan untuk perundingan yang sulit tersebut.
“Kami tetap berharap, dan saya pikir jika pihak lain mempunyai niat baik dan tekad yang diperlukan, maka kesepakatan akan tercapai,” katanya kepada kantor berita Fars pada hari Sabtu.
Namun, ia mengakui bahwa “masalah, perpecahan dan perbedaan juga ada.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memperingatkan pada hari Sabtu bahwa kemajuan menuju kesepakatan hanya akan tercapai jika negara-negara yang disebut sebagai kekuatan dunia P5+1 “menghentikan tekanan” terhadap Iran.
Di antara isu-isu yang mempersulit perundingan adalah kelompok garis keras di Washington dan Teheran yang tampaknya siap untuk menghentikan upaya tersebut.
Kongres baru AS yang dikuasai Partai Republik sedang mempertimbangkan rancangan undang-undang sanksi baru, meskipun ada tentangan keras dari Presiden Barack Obama, yang mengancam akan memveto undang-undang semacam itu yang ada di mejanya.
Kemarin, para pendukung sanksi Iran di Senat meluncurkan rancangan undang-undang yang dipermudah yang bertujuan untuk mendapatkan cukup suara untuk mengesampingkan veto presiden.
RUU yang telah lama ditunggu-tunggu ini hanya akan menerapkan kembali sanksi yang ditangguhkan jika tidak ada kesepakatan yang dicapai pada tanggal 1 Juli, sebelum sanksi baru secara bertahap diterapkan pada bulan-bulan berikutnya.
Jika rancangan undang-undang sanksi berhasil disahkan, beberapa anggota parlemen Iran telah mengindikasikan bahwa mereka mungkin akan melanjutkan pengayaan uranium tanpa batas.