KOLOMBO: Udaya Gammanpilla, anggota parlemen Aliansi Kebebasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UPFA) dari distrik Kolombo, mengusulkan untuk mengajukan rancangan undang-undang di Parlemen pada bulan Oktober untuk memberikan ganti rugi kepada angkatan bersenjata Sri Lanka dari tuntutan atas tindakan resmi yang bonafid selama operasi militer.

“Saya akan memperkenalkan RUU anggota swasta mengenai hal ini dalam dua minggu ke depan,” kata Gammanpilla kepada Express pada hari Sabtu.

“Undang-undang kekebalan akan melindungi personel militer dari tuntutan atas tindakan yang ditugaskan secara resmi atau bonafide. Namun tidak akan memberikan perlindungan terhadap tindakan yang tidak bonafid seperti pembunuhan massal,” jelasnya.

Di masa lalu, tentara Sri Lanka telah didemobilisasi sebanyak tiga kali dalam jangka waktu terbatas untuk mengatasi situasi sulit; pertama pada tahun 1915, selama kerusuhan Buddha-Muslim Sinhala; dan sekali lagi pada tahun 1982 dan 1988 untuk mengatasi pemberontakan Tamil dan Marxis, kata Gammanpilla.

Pindahkan edit

Mantan duta besar Sri Lanka untuk PBB di Jenewa, Dayan Jayatilleka, mengatakan bahwa untuk mencegah potensi badai politik di Lanka sehubungan dengan penerapan mekanisme peradilan oleh pemerintah untuk mengadili kasus dugaan kejahatan perang dengan hakim, pengacara, dan penyelidik asing, Kolombo harus mengajukan amandemen. kepada resolusi AS untuk mengubah ketentuan-ketentuan yang mengganggu yang secara serius berdampak pada kedaulatan Sri Lanka dan untuk memberikan lebih banyak waktu untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati.

Laporan PBB dan “pengadilan hibrida” yang diusulkannya belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Asia Selatan. “Belum pernah ada intervensi yang begitu mengganggu di kawasan ini,” kata Jayatilleka.

Dalam pandangannya, pemerintah seharusnya hanya menyetujui “konsultan” atau “penasihat” asing, dan bukan “hakim” yang mempunyai kewenangan menjatuhkan hukuman. Di masa lalu, Lanka mempekerjakan ahli peradilan asing, namun hanya sebagai konsultan atau penasehat atau sebagai anggota Komisi Penyelidikan tanpa memberikan wewenang untuk menjatuhkan hukuman.

Peluang yang terlewatkan

Jayatilleka mengatakan Kolombo seharusnya memanfaatkan antipati New Delhi terhadap mekanisme eksternal yang mengganggu. Dia menuduh pemerintah mengaburkan buku konsultan Inggris Sir Desmond de Silva setebal 500 halaman yang menyoroti lemahnya tuduhan kejahatan perang terhadap angkatan bersenjata dan kejahatan berat yang dilakukan oleh LTTE. Temuan Sir Desmond merupakan tambahan dari laporan Komisi Maxwell Paranagama yang disampaikan pada tanggal 15 Agustus. “Kita bisa mencari waktu bagi anggota UNHRC untuk mempelajari laporan tersebut,” kata Jayatilleka.

lagu togel