COLOMBO: Pemerintah baru Sri Lanka yang dipimpin oleh Presiden Maithripala Sirisena, memenuhi permintaan lama dari Aliansi Nasional Tamil (TNA), telah mencopot mantan anggota militer Mayor Jenderal GA Chandrasiri dari jabatan gubernur Provinsi Utara dengan mayoritas Tamil dicopot, dan digantikan oleh HMGS Palihakkara, mantan menteri luar negeri yang merupakan anggota Komisi Pembelajaran dan Rekonsiliasi (LLRC) yang terkenal.

“Pemerintah telah menunjuk seorang pegawai negeri non militer sebagai gubernur,” demikian keterangan resmi tertanggal 14 Januari.

Sangat percaya pada demokrasi dan devolusi kekuasaan, Palihakkara adalah perwakilan tetap Sri Lanka di PBB. Ia bertugas di Dewan Penasihat Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Perlucutan Senjata. Ia menjabat sebagai Penjabat Direktur Jenderal dan Wakil Direktur Jenderal Sekretariat Perdamaian Sri Lanka, bertugas dalam negosiasi perdamaian yang difasilitasi Norwegia pada tahun 2002 dan gencatan senjata berikutnya pada tahun 2003.

Menyambut baik penunjukan tersebut, anggota parlemen TNA MA Sumantiran menggambarkan Palihakkara sebagai “orang yang sangat adil” dan mengatakan bahwa TNA senang bahwa orang sipil akhirnya diangkat.

TNA telah menghapus gen. Chandrasiri mengaku bukan hanya karena ia adalah seorang militer tetapi karena ia adalah komandan tentara Lanka di semenanjung Jaffna selama Perang Eelam IV yang meninggalkan luka mendalam pada jiwa Tamil.

Namun pemerintah Rajapaksa merasa bahwa, mengingat kemungkinan kebangkitan kembali Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE), penunjukan seorang mantan anggota militer sebagai gubernur sangatlah penting.

Presiden saat itu, Mahinda Rajapaksa, juga berpendapat bahwa Gubernur Chandrasiri tidak dapat dianggap sebagai “orang militer” karena ia telah pensiun dari militer sebelum diangkat. Namun, TNA bersikeras bahwa Gubernur Provinsi Utara pada era pasca perang haruslah seorang warga sipil dan bukan seorang yang berlatar belakang dan pola pikir militer.

Ketika TNA memberikan dukungannya kepada Sirisena melawan Rajapaksa pada pemilihan presiden tanggal 8 Januari, salah satu janji yang mereka dapatkan adalah bahwa gubernur militer akan digantikan oleh warga sipil.

Namun, Front Kebebasan Nasional (NFF) nasionalis Sinhala yang dipimpin oleh mantan menteri perumahan Wimal Weerawansa mengkritik pemecatan gubernur militer tersebut, dengan mengatakan hal itu akan membahayakan keamanan negara.

Pandangan progresif Palihakkara terlihat jelas dalam pidato yang disampaikannya pada peluncuran buku pada tahun 2007 menjelang Perang Eelam IV.

Hongkong Prize