Polisi di Sri Lanka hari ini mengumumkan unit baru untuk menyelidiki kejahatan rasial setelah serangan yang dilakukan oleh biksu Buddha terhadap gereja dan masjid tahun lalu menimbulkan kekhawatiran tentang kebebasan beragama.

Inspektur Jenderal Polisi NK Illangakoon mengatakan unit barunya akan segera menyelidiki setiap pengaduan terkait “masalah agama” di pulau yang mayoritas penduduknya beragama Buddha di tengah meningkatnya ketegangan akibat serangan tersebut.

“Unit ini akan mencakup seluruh negeri dan menangani keluhan terkait masalah agama,” kata Ilangakoon kepada wartawan. Langkah ini menyusul serangkaian serangan sejak awal tahun lalu terhadap masjid, gereja, dan tempat usaha milik warga Muslim yang dilakukan oleh kelompok nasionalis Budha yang menuduh kelompok agama minoritas mempunyai pengaruh yang tidak semestinya di pulau tersebut.

Video yang dibagikan di YouTube menunjukkan massa yang dipimpin oleh biksu Buddha melemparkan batu dan menghancurkan sebuah pusat doa Kristen di Sri Lanka selatan pada bulan Januari tahun ini dan polisi mengawasinya.

Biksu senior Buddha juga tertangkap dalam video mengancam akan melakukan kekerasan terhadap rekan-rekan mereka yang moderat yang menganjurkan toleransi beragama.

Biksu Budha moderat serta pemimpin Kristen dan Muslim menuduh polisi gagal mengadili mereka yang berada di balik serangan tersebut. MKB Dissanayake, sekretaris Kementerian Agama, mengatakan unit baru ini diharapkan dapat memastikan melalui penyelidikan cepat bahwa insiden-insiden tertentu tidak meningkat di luar kendali.

Negara ini sedang bangkit dari perang etnis selama hampir empat dekade yang menewaskan sedikitnya 100.000 orang antara tahun 1972 dan 2009, menurut perkiraan PBB.

Pemberontak Tamil memperjuangkan tanah air terpisah bagi etnis minoritas Tamil, yang beragama Hindu, di pulau yang mayoritas penduduknya Sinhala.

Tujuh puluh persen dari 20 juta penduduk Sri Lanka adalah penganut Buddha Sinhala, sementara Muslim adalah kelompok agama terbesar kedua, dengan jumlah hanya di bawah 10 persen.

Presiden Mahinda Rajapaksa, yang beragama Buddha, memperingatkan para biksu pada bulan Januari tahun lalu untuk tidak menghasut kekerasan agama.

Namun, polisi tahun lalu membubarkan protes yang mengecam ekstremisme agama, sehingga memicu klaim oposisi bahwa pemerintah diam-diam mendukung kekerasan tersebut.

taruhan bola online