Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Navi Pillay, pada hari Rabu merekomendasikan agar Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) membentuk “mekanisme investigasi internasional yang independen” untuk menyelidiki lebih lanjut dugaan pelanggaran hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional di Sri Lanka, dan memantau juga proses domestik dalam hal ini.

“Sangat penting untuk memajukan hak atas kebenaran bagi semua orang di Sri Lanka dan menciptakan peluang lebih lanjut untuk keadilan, akuntabilitas dan ganti rugi,” kata Pillay dalam laporannya pada sesi UNHRC di Jenewa.

UNHRC yang beranggotakan 47 orang akan melakukan pemungutan suara pada hari Kamis mengenai resolusi kritis terhadap Lanka yang disponsori AS.

“Dengan menyesal kami melaporkan bahwa hanya ada sedikit kemajuan dalam bidang-bidang penting lainnya yang diidentifikasi oleh Dewan dalam resolusi 22/1 dan oleh Komisi Pembelajaran dan Rekonsiliasi, khususnya kebutuhan untuk memastikan penyelidikan yang independen dan kredibel terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran hak asasi manusia internasional di masa lalu. hukum kemanusiaan,” kata laporan Pillay.

Pemerintah Sri Lanka belum menanggapi secara positif tawaran bantuan teknis yang berulang kali diberikan oleh Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia (OHCHR) untuk memajukan agenda akuntabilitas dan rekonsiliasi, kata laporan itu.

“Kami juga khawatir dengan berlanjutnya pelecehan dan intimidasi yang menargetkan pembela hak asasi manusia di Sri Lanka bahkan ketika sesi ini sedang berlangsung,” katanya.

“Hampir lima tahun sejak berakhirnya konflik, penting bagi Dewan Hak Asasi Manusia untuk mengingat skala dan beratnya pelanggaran yang diduga dilakukan oleh pemerintah dan LTTE pada saat itu, yang menewaskan, melukai ribuan warga sipil atau hilang. Kegagalan untuk mengatasi kesedihan dan trauma di antara para korban dan penyintas merusak kepercayaan terhadap negara dan rekonsiliasi,” kata laporan itu.

Laporan tersebut mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir pemerintah telah memperkenalkan berbagai mekanisme yang bertugas menyelidiki pelanggaran di masa lalu. Namun tidak ada yang mempunyai independensi untuk menjadi efektif.

“Pada saat yang sama, bukti-bukti baru terus bermunculan, dan para saksi bersedia untuk memberikan kesaksian di hadapan mekanisme internasional yang mereka yakini dan dapat menjamin perlindungan mereka,” tegasnya.

“Hal ini menunjukkan bahwa penyelidikan internasional tidak hanya dibenarkan, tetapi juga mungkin dilakukan, dan dapat memainkan peran positif dalam memperoleh informasi baru dan menegakkan kebenaran ketika mekanisme penyelidikan dalam negeri gagal,” laporan tersebut menyimpulkan.

sbobet terpercaya