Sebuah studi baru menemukan bahwa orang-orang tidak terlalu takut akan kehilangan, lebih berani mengambil risiko, dan kurang terhubung secara emosional ketika berpikir dalam bahasa asing.

Para peneliti juga menemukan bahwa pilihan moral yang Anda buat mungkin bergantung pada apakah Anda menggunakan bahasa asing atau bahasa ibu Anda.

Para peneliti dari Universitas Chicago dan Universitas Pompeu Fabra di Barcelona menemukan bahwa orang yang menggunakan bahasa asing mengambil pendekatan yang relatif bermanfaat terhadap dilema moral, membuat keputusan berdasarkan penilaian tentang apa yang terbaik untuk kebaikan bersama.

“Penemuan ini mempunyai implikasi penting bagi dunia global kita, karena banyak individu membuat penilaian moral baik dalam bahasa ibu maupun bahasa asing,” kata profesor psikologi UChicago, Boaz Keysar.

“Implikasinya di dunia nyata dapat mencakup seorang imigran yang berperan sebagai juri dalam sebuah persidangan, yang mungkin melakukan pendekatan pengambilan keputusan secara berbeda dibandingkan penutur asli bahasa Inggris,” kata Keysar.

Penulis utama Albert Costa, psikolog UPF menambahkan bahwa “pertimbangan di berbagai lembaga seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa, perusahaan internasional besar, atau firma investasi dapat dijelaskan atau dibuat lebih dapat diprediksi dengan lebih baik melalui penemuan ini.”

Para peneliti berpendapat bahwa bahasa asing menimbulkan berkurangnya respons emosional. Ini memberikan jarak psikologis dari kekhawatiran emosional ketika membuat keputusan moral.

Dalam studi tersebut, dua eksperimen dengan “dilema troli” yang terkenal menguji hipotesis bahwa ketika dihadapkan pada pilihan moral dalam bahasa asing, orang lebih cenderung merespons dengan pendekatan utilitarian yang kurang emosional.

Eksperimen pertama meminta peserta penelitian untuk membayangkan mereka sedang berdiri di jembatan penyeberangan yang menghadap ke rel kereta api ketika mereka melihat kereta yang melaju akan menewaskan lima orang.

Satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah dengan mendorong orang yang berat dari jembatan penyeberangan di depan kereta. Tindakan itu akan membunuh pria itu, namun menyelamatkan lima orang.

Para peneliti mengumpulkan data dari orang-orang di Amerika, Spanyol, Korea, Perancis dan Israel. Di seluruh populasi, lebih banyak peserta yang memilih pilihan utilitarian—menyelamatkan lima orang dengan membunuh satu orang—ketika dilema disajikan dalam bahasa asing dibandingkan ketika mereka mengerjakan permasalahan dalam bahasa ibu mereka.

Keysar mengatakan, keputusan tampaknya diambil secara berbeda ketika diproses dalam bahasa asing.

“Orang-orang tidak terlalu takut kehilangan, lebih berani mengambil risiko, dan kurang terhubung secara emosional ketika berpikir dalam bahasa asing,” tambah Keysar.

Studi ini dipublikasikan di jurnal

akun slot demo