Partai-partai politik Yaman telah menandatangani sebuah dokumen yang menjanjikan “solusi adil” yang akan memberikan otonomi di wilayah selatan dalam menghadapi tuntutan pemisahan diri, kantor berita negara Saba melaporkan.

Teks tersebut, yang ditandatangani kemarin malam, dipandang sebagai terobosan dalam dialog nasional jangka panjang antara partai politik dan pemerintah yang bertujuan merancang konstitusi baru untuk Yaman dan mempersiapkan pemilu pada bulan Februari.

Pertanyaan mengenai wilayah selatan telah menjadi hambatan besar terhadap perundingan yang diluncurkan pada bulan Maret, dengan faksi-faksi garis keras dari Gerakan Selatan yang memisahkan diri memboikot perundingan tersebut.

Dialog tersebut merupakan bagian dari transisi yang didukung oleh PBB dan negara-negara Teluk setelah Presiden Ali Abdullah Saleh mengundurkan diri setelah 33 tahun berkuasa menyusul protes besar-besaran yang terinspirasi Arab Spring di negara termiskin di kawasan tersebut.

Presiden Abdrabuh Mansur Hadi, yang mengambil alih kepemimpinan setelah Saleh setuju untuk mundur pada tahun 2012, menghadiri upacara penandatanganan dengan utusan PBB untuk Yaman Jamal Benomar dan delegasi dari partai-partai penting.

Namun kelompok garis keras dari Gerakan Selatan memboikot sesi tersebut. Dokumen tersebut ditandatangani oleh perwakilan 17 partai politik dan kelompok masyarakat sipil yang berjanji untuk memastikan “solusi yang adil terhadap masalah di wilayah selatan… berdasarkan federalisme”, menurut salinan yang dilihat oleh AFP.

Namun tiga kelompok politik menolak dokumen tersebut hari ini, yang menunjukkan perpecahan yang masih ada seputar masalah ini. Kongres Rakyat Umum pimpinan Saleh menandatangani dokumen tersebut, namun sebuah faksi di dalam partai tersebut menolaknya, begitu pula Partai Sosialis Yaman dan Partai Nasserist yang nasionalis.

Sebuah komite yang dibentuk oleh Hadi kini akan memilih antara membentuk dua wilayah di selatan dan empat di utara, atau dua entitas besar – satu di utara dan satu lagi di selatan.

Perundingan tersebut, yang dijadwalkan berakhir pada tanggal 18 September, menerima prinsip negara federal namun tersandung pada jumlah wilayah yang akan dibentuk.

Delegasi Hadi dan wilayah utara menyarankan negara federal harus terdiri dari beberapa entitas, sementara delegasi wilayah selatan menuntut negara federal yang hanya terdiri dari utara dan selatan.

Setelah berakhirnya pemerintahan kolonial Inggris pada tahun 1967, Yaman bagian selatan merdeka hingga bersatu dengan utara pada tahun 1990. Empat tahun kemudian, upaya pemisahan diri memicu perang saudara yang singkat namun berdarah, dan pasukan utara merebut kembali wilayah selatan. Sejak itu, warga wilayah selatan mengeluh karena dipinggirkan oleh pemerintah di Sanaa.

Result SGP