MOSKOW: Ratusan kilometer di bawah Bumi, pemerintahan mereka terlibat dalam perebutan Ukraina – namun di luar angkasa, astronot Rusia dan astronot Amerika masih bekerja berdampingan. Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) adalah salah satu wilayah kerja sama AS-Rusia yang jarang tersentuh oleh krisis Ukraina, dan sebagai wujud komitmen terbaru, misi bersama berikutnya akan diluncurkan dari Kazakhstan besok.

Awaknya akan mencakup dua veteran luar angkasa – Scott Kelly dari Amerika dan Mikhail Kornienko dari Rusia – yang merupakan orang pertama yang menghabiskan satu tahun penuh di pos terdepan kosmik, dibandingkan enam bulan biasanya. “Kami melakukan pekerjaan yang kami sukai dan kami menghormati satu sama lain,” kata kosmonot Rusia Alexander Samokutyaev tentang kehidupan di ISS setelah kembali ke Bumi bulan ini.

“Apapun yang politisi ingin lakukan, itu urusan mereka,” katanya kepada wartawan pada konferensi pers setelah pendaratan. Pertama kali diluncurkan sebagai proyek internasional pada tahun 1998, stasiun ini digembar-gemborkan sebagai simbol kerja sama yang muncul dari persaingan perlombaan ruang angkasa pada Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.

Meskipun pusat penelitian tersebut secara teknis dapat dibagi menjadi divisi Rusia dan Amerika, kenyataannya, menurut para analis, tidak ada negara yang dapat menjalankannya sendiri. “AS dan Rusia saling membutuhkan,” kata pakar Amerika John Logsdon, anggota Dewan Penasihat NASA, kepada AFP. “Ini seperti sebuah pernikahan di mana perceraian hampir mustahil terjadi.”

Sejak berakhirnya penerbangan Pesawat Ulang Alik, AS bergantung pada roket Rusia untuk membawa astronot dan pasokan penting ke stasiun luar angkasa, terutama sejak ledakan roket komersial pada bulan Oktober menimbulkan keraguan terhadap perjanjian NASA yang mengizinkan perusahaan swasta untuk menggunakannya. Sementara itu, sektor Amerika menyediakan tenaga untuk menjalankan seluruh proyek dan para astronot Rusia seringkali mengandalkan sistem komunikasi superior NASA untuk berbicara dengan Bumi.

“Meskipun kepala kita terbentur Bumi, kita tidak bisa bekerja di ISS tanpa mereka dan mereka juga tidak bisa bekerja tanpa kita,” kata pakar luar angkasa Rusia Vadim Lukashevich kepada AFP. “Tidak mungkin memutus kerja sama ini.” Ketika ketegangan meningkat di Ukraina, muncul kekhawatiran bahwa hanya masalah waktu saja sebelum konflik Timur-Barat yang terburuk sejak runtuhnya Komunisme menghantam program luar angkasa.

AS sempat memblokir ekspor teknologi tertentu yang berhubungan dengan pertahanan ke Rusia yang menurut sebagian orang akan mempengaruhi kerja sama di luar angkasa. Namun alih-alih memengaruhi pekerjaan di ISS, krisis di Ukraina mungkin bisa membantu memperkuat pembangunan ISS untuk jangka panjang.

lagutogel