ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Pakistan hari ini berduka atas para korban bom bunuh diri mematikan di sebuah masjid Syiah di provinsi Sindh selatan yang menewaskan 61 orang dengan banyak korban luka masih dalam kondisi kritis, kata para pejabat.

Ledakan itu mengoyak masjid Syiah di daerah Lakhi Dar di distrik Shikarpur saat sekitar 400 jamaah mengantri untuk melaksanakan salat Jumat.

Menteri Kesehatan Provinsi Jam Mehtab mengatakan 61 orang tewas dan lebih dari 50 lainnya cedera dalam serangan itu.

SSP Saqib Memon mengatakan kepala terpenggal dan bagian tubuh lain dari seorang pembom tak dikenal telah dikirim untuk tes DNA.

Polisi mengatakan bahwa hingga 7 kg bahan peledak RDX yang mematikan digunakan dalam pengeboman tersebut.

Kelompok pecahan Taliban Jundullah, yang berjanji mendukung kelompok teror ISIS tahun lalu, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Badan perwakilan Syiah Majlis Wahdatul Muslimeen (MWM) mengamati pemogokan di seluruh Sindh sementara pemerintah provinsi memperingati hari berkabung.

Ketua Menteri Sindh Qaim Ali Shah mengunjungi lokasi ledakan dan mengumumkan kompensasi Rs 2 juta untuk keluarga korban.

Sementara itu, ratusan warga Syiah dan anggota masyarakat sipil berkumpul di berbagai wilayah di ibu kota provinsi Karachi untuk memprotes.

Sejauh ini hanya beberapa jenazah yang telah dikuburkan dan persiapan dilakukan untuk menguburkan sisa korban hari ini.

Para pejabat mengatakan lebih dari 8.000 tersangka telah ditangkap untuk diinterogasi.

Itu adalah serangan besar kedua terhadap komunitas minoritas Syiah setelah delapan orang tewas dalam serangan bunuh diri di sebuah masjid di Rawalpindi pada 10 Januari.

Serangan itu terjadi saat Pakistan meningkatkan tekanan terhadap kelompok militan setelah serangan mengerikan di sekolah Peshawar bulan lalu yang menewaskan 150 orang, sebagian besar anak sekolah.

Keluaran Hongkong