WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Presiden Barack Obama, Jumat, mengecilkan ancaman dari kelompok militan Islam yang telah mencapai kemajuan di Irak, dan mengatakan bahwa Amerika Serikat berada di bawah “ancaman serius” selama masa kepresidenannya, lapor Xinhua.

Dalam sebuah wawancara dengan saluran ABC, Obama ditanya tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Negara Islam di Irak dan Levant (ISIS), ketika mantan duta besarnya untuk Irak, Ryan Crocker, menggambarkan kelompok sempalan al-Qaeda sebagai kelompok yang “kami akan datang” dengan 2.000 pejuang yang memegang paspor barat.

Dia berkata: “Saya pikir kita berada di bawah ancaman serius sepanjang masa kepresidenan saya.” “Dan sebelum 11 September, kita berada di bawah ancaman serius dari mereka yang menganut ideologi ini.”

Obama mengakui bahwa kelompok tersebut semakin kuat karena memperoleh lebih banyak senjata dan uang tunai dalam serangan cepatnya ke Irak utara dan barat selama dua minggu terakhir.

“Mereka mendapatkan kekuasaan di beberapa tempat, namun kita juga menjadi jauh lebih baik dalam melindungi diri kita sendiri.”

Pemerintahan Obama mengirimkan sebanyak 300 penasihat militer ke Irak selain meningkatkan pengawasan dan pengumpulan intelijen di negara Arab tersebut, namun pemerintahan Obama telah menunda serangan udara terhadap sasaran ISIS seperti yang diminta oleh Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki.

Pemerintah AS pada hari Kamis meminta Kongres untuk memberikan dana sebesar $500 juta untuk melatih dan memperlengkapi anggota oposisi Suriah yang berpendidikan ketika para pejuang ISIS berperang di Irak dan Suriah.

Data Sydney