NATO telah menolak untuk mengambil bagian dalam kemungkinan serangan terhadap Suriah atas tuduhan bahwa rezim Bashar-al-Assad baru-baru ini menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil.

“Saya tidak melihat peran NATO dalam tanggapan internasional terhadap rezim Suriah,” lapor Xinhua mengutip kepala NATO Anders Fogh Rasmussen di harian Denmark.

Dia mengatakan bahwa peran NATO terutama adalah untuk mendukung negara anggota Turki dan mempertahankan diri dari setiap serangan dari Suriah.

Kepala NATO mengatakan dia yakin rezim Suriah berada di balik serangan kimia terhadap warga sipil dan menyebut insiden itu sebagai “pelanggaran yang jelas terhadap standar internasional – kejahatan yang tidak dapat diabaikan”.

“Saya tidak ragu bahwa rezim melakukan serangan kimia,” tambah Rasmussen, “Ketika Anda melihat siapa yang memiliki persediaan kimia dan sarana untuk menggunakannya dalam serangan, Anda harus mengatakan bahwa itu adalah rezim.”

Dia menekankan bahwa negara-negara NATO mendukung penyelidikan PBB atas dugaan serangan itu. Para inspektur mengunjungi lokasi yang diduga terkena serangan gas pada 21 Agustus dan diperkirakan akan meninggalkan Suriah pada Sabtu.

Parlemen Inggris pada hari Kamis menolak untuk mengizinkan pemerintahnya mengambil bagian dalam kemungkinan aksi militer terhadap Suriah, sementara Jerman juga mengisyaratkan bahwa itu tidak akan menjadi bagian dari intervensi militer semacam itu.

situs judi bola online