NEW YORK: Badan antariksa AS telah mendanai para peneliti untuk mencari cara mendaur ulang kotoran manusia menjadi makanan yang dapat membantu kelangsungan hidup astronot dalam misi luar angkasa yang lebih dalam, termasuk Mars.

Para peneliti di Clemson University di South Carolina akan menerima $200.000 per tahun hingga tiga tahun untuk menyelesaikan tugas ini, kata badan antariksa AS dalam sebuah pernyataan.

Menggunakan urin dan karbon dioksida yang dihembuskan sebagai bahan dasar untuk membuat barang-barang berguna di pesawat, tim ini secara genetik menghasilkan ragi yang memproduksi barang-barang yang mungkin dibutuhkan astronot.

“Strain ragi tertentu dapat direkayasa secara genetik untuk membuat polimer, atau plastik, yang digunakan untuk pencetakan 3D, serta Omega 3, yang menurunkan risiko penyakit jantung dan melindungi kulit dan rambut,” kata Mark Blenner, profesor di Clemson, dikutip . seperti yang dinyatakan dalam laporan Quartz.

Nitrogen dibutuhkan oleh ragi untuk tumbuh dan melimpah dalam urin manusia.

Ragi juga memakan asam lemak yang dihasilkan alga tertentu dari karbon.

Sistem Blender akan menumbuhkan ragi yang dapat mengambil lipid dan nitrogen tersebut dan mengubahnya menjadi plastik dan Omega 3.

Penghargaan tersebut merupakan satu dari delapan penghargaan yang diberikan kepada universitas-universitas di seluruh AS, yang semuanya berfokus pada “teknologi tahap awal yang inovatif yang akan memenuhi kebutuhan prioritas tinggi program luar angkasa Amerika”, kata NASA.

“Para peneliti awal karir ini akan mendorong mesin inovasi NASA,” kata Steve Jurczyk, administrator asosiasi Direktorat Misi Teknologi Luar Angkasa NASA.

Awal bulan ini, enam astronot yang saat ini tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menjadi orang pertama yang mengonsumsi makanan yang ditanam di Sistem Pertumbuhan Tanaman Veggie di laboratorium yang mengorbit di luar angkasa.

Namun, selada romaine merah segar yang “Luar Biasa” yang menyertai makanan kering beku yang biasa digunakan para kru bukanlah tanaman pertama yang ditanam di stasiun luar angkasa.

Ketika badan antariksa melihat misi luar angkasa seperti perjalanan ke asteroid atau Mars, pertanian luar angkasa tidak lagi menjadi hal yang baru dan lebih merupakan suatu kebutuhan.

Tumbuhan akan menjadi bagian integral dari sistem pendukung kehidupan untuk misi jangka panjang, menyediakan makanan dan oksigen, serta mengolah limbah.

Kemajuan signifikan lebih jauh diperlukan, dan masing-masing upaya tersebut berjanji untuk membawa inovasi baru pada pertanian di dunia ini.

NASA berencana mendaratkan manusia di Mars pada tahun 2030 dan berinvestasi pada ide-ide untuk menemukan cara bagi astronot agar lebih mandiri dalam misi luar angkasa jangka panjang.

lagutogellagu togellagutogel