BAQUBA (IRAQ): Washington telah menyatakan pemenggalan seorang jurnalis Amerika sebagai “serangan teroris”, meningkatkan pertaruhan dalam konfrontasinya dengan kelompok jihad Negara Islam (ISIS), ketika milisi Syiah membunuh 70 orang di sebuah masjid Sunni Irak yang menembak mati masjid.

Serangan balas dendam yang terjadi di masjid di provinsi Diyala kemarin akan memicu kemarahan yang sudah besar di kalangan minoritas Arab Sunni Irak terhadap pemerintah yang dipimpin Syiah, sehingga melemahkan upaya anti-militan yang memerlukan kerja sama Sunni agar berhasil.

Hal ini terjadi ketika AS, yang melancarkan serangan udara terhadap ISIS, meningkatkan retorikanya atas pembunuhan mengerikan terhadap jurnalis James Foley oleh kelompok jihad tersebut dalam sebuah video yang diposting online.

Ben Rhodes, wakil penasihat keamanan nasional, mengatakan di Washington bahwa pemenggalan Foley “merupakan serangan teroris terhadap negara kita”.

Rhodes juga mengatakan bahwa membayar uang tebusan untuk membebaskan sandera “bukanlah kebijakan yang tepat”, menegaskan posisi lama Washington di tengah klaim ISIS bahwa negara-negara lain telah membayar untuk membebaskan warganya.

Dalam pernyataan bulat kemarin, Dewan Keamanan PBB mengutuk keras pembunuhan Foley sebagai tindakan yang “mengerikan dan pengecut”.

Para pejabat militer dan polisi mengatakan serangan terhadap masjid Musab bin Omair di Diyala terjadi kemarin setelah anggota milisi Syiah tewas dalam bentrokan, sementara sumber lain mengatakan serangan itu terjadi setelah sebuah bom pinggir jalan di dekat salah satu patroli mereka.

Dokter dan petugas menyebutkan jumlah korban dalam serangan tersebut, yang mana jamaah disemprot dengan tembakan senapan mesin, sebanyak 70 orang tewas dan 20 orang luka-luka.

Dua petugas sebelumnya menyalahkan ISIS atas serangan tersebut, namun sebagian besar laporan mengarah pada milisi Syiah. Pemerintah telah beralih ke milisi untuk memperkuat kekuatan andalannya selama serangan ISIS, yang memicu kebangkitan kembali kelompok-kelompok yang terlibat dalam pembunuhan brutal sektarian dalam beberapa tahun terakhir yang akan sulit untuk dihilangkan.

Ibrahim Aziz Ali, yang keponakannya berusia 25 tahun termasuk di antara mereka yang tewas, mengatakan kepada AFP bahwa dia dan warga lainnya mendengar suara tembakan dan bergegas ke masjid, di mana mereka ditembaki oleh penembak jitu.

“Kami menemukan pembantaian” di masjid, katanya. Lima kendaraan dengan gambar Imam Hussein yang merupakan tokoh Syiah diparkir di masjid tersebut, kata Ali, seraya menambahkan bahwa warga bentrok dengan anggota milisi yang mundur ketika tentara Irak tiba.

Perdana Menteri Irak yang ditunjuk Haidar al-Abadi mengeluarkan pernyataan yang menyerukan persatuan dan mengutuk pembunuhan tersebut, yang dapat mempersulit proses pembentukan pemerintahan berikutnya di negara itu yang sudah penuh kontroversi.

link sbobet