Tim penyelamat berjuang melawan arus kuat dan gelombang tinggi pada hari Sabtu ketika mereka mencari puluhan orang yang hilang dan dikhawatirkan tewas, satu hari setelah sebuah kapal yang membawa pencari suaka tenggelam di lepas pantai pulau Jawa, menewaskan sedikitnya 21 orang.
Perahu itu terbalik dan tenggelam di perairan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, setelah dihantam gelombang tinggi pada hari Jumat. Korban selamat mengatakan sekitar 100 orang berada di kapal tersebut.
Dua puluh delapan orang berhasil diselamatkan dan dibawa ke kantor imigrasi Sukabumi untuk diidentifikasi, kata Brigjen. Umum Tatang Zainudin, Kepala Operasi Badan SAR Nasional, melalui telepon dari lokasi kejadian. Di antara mereka yang diselamatkan adalah tiga warga negara Lebanon yang ditemukan Sabtu pagi setelah terdampar di sebuah pulau sekitar 20 kilometer (12 mil) dari tempat kapal tenggelam, kata Zainudin.
Dia mengatakan 21 jenazah dikeluarkan dari air pada Jumat sore, termasuk tujuh anak-anak.
Sebuah helikopter dan lebih dari selusin perahu dikerahkan pada hari Sabtu untuk mencari sekitar 35 orang yang diyakini hilang, namun arus kuat dan gelombang tinggi menghambat operasi tersebut, kata Zainudin.
“Kami khawatir mereka yang masih hilang tidak dapat bertahan,” katanya.
Ada laporan yang bertentangan mengenai jumlah pasti orang di kapal tersebut karena tidak adanya manifest, namun beberapa orang yang selamat mengatakan kepada petugas bahwa sekitar 100 pencari suaka dari Lebanon, Pakistan dan Irak diyakini berada di kapal tersebut, kata seorang kepala polisi setempat. Letnan Kol. Deddy Kusuma Bakti.
Korban selamat mengatakan perahu itu menuju Pulau Christmas, Australia.
Kantor berita nasional resmi Lebanon menyebutkan 17 warga Lebanon tenggelam dalam insiden tersebut. Sembilan anggota satu keluarga termasuk di antara korban di Lebanon, dengan seorang wanita dan delapan anaknya meninggal dan suaminya selamat, lapor badan tersebut.
Perahu itu terbalik dan tenggelam setelah dihantam gelombang setinggi 6 meter (19 kaki) jam setelah meninggalkan Sukabumi Jumat dini hari, kata Zainudin.
Insiden ini terjadi menjelang kunjungan pertama Perdana Menteri baru Australia Tony Abbott ke Indonesia pekan depan. Ia diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Indonesia mengatakan rencana angkatan laut Australia untuk mencegat dan memaksa kembali kapal nelayan Indonesia yang penuh dengan pencari suaka dapat melanggar kedaulatan Indonesia.
Petugas penyelamat berjuang melawan arus kuat dan gelombang tinggi pada hari Sabtu ketika mereka mencari puluhan orang yang hilang dan dikhawatirkan tewas, sehari setelah sebuah kapal yang membawa pencari suaka tenggelam di lepas pantai pulau Jawa, menewaskan sedikitnya 21 orang. Perahu itu terbalik dan tenggelam di perairan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, setelah dihantam gelombang tinggi pada hari Jumat. Korban selamat mengatakan sekitar 100 orang berada di kapal tersebut. Dua puluh delapan orang berhasil diselamatkan dan dibawa ke kantor imigrasi Sukabumi untuk diidentifikasi, kata Brigjen. Umum Tatang Zainudin, Kepala Operasi Badan SAR Nasional, melalui telepon dari lokasi kejadian. Di antara mereka yang diselamatkan adalah tiga warga negara Lebanon yang ditemukan Sabtu pagi setelah terdampar di sebuah pulau sekitar 20 kilometer (12 mil) dari tempat kapal tenggelam, kata Zainudin.googletag.cmd.push(function() googletag.display(‘div ) -gpt-ad-8052921-2’); );Dia mengatakan 21 mayat dikeluarkan dari air pada Jumat sore, termasuk tujuh anak-anak. Sebuah helikopter dan lebih dari selusin perahu digunakan pada hari Sabtu untuk mencari sekitar 35 orang. Hilang, namun arus kuat dan gelombang tinggi menghambat operasi, kata Zainudin. “Kami khawatir mereka yang masih hilang tidak dapat bertahan,” katanya. Ada laporan yang bertentangan mengenai jumlah pasti orang di kapal tersebut karena tidak adanya manifest, namun beberapa orang yang selamat mengatakan kepada petugas bahwa sekitar 100 pencari suaka dari Lebanon, Pakistan dan Irak diyakini berada di kapal tersebut, kata seorang kepala polisi setempat, Lt. .Kol. Deddy Kusuma Bakti, kata. Korban selamat mengatakan kapal tersebut sedang dalam perjalanan menuju Pulau Christmas, Australia.Kantor berita nasional resmi Lebanon menyebutkan 17 warga Lebanon tenggelam dalam insiden tersebut. Sembilan anggota satu keluarga termasuk di antara korban di Lebanon, dengan seorang wanita dan delapan anaknya meninggal dan suaminya selamat, lapor badan tersebut. Perahu itu terbalik dan tenggelam setelah dihantam gelombang setinggi 6 meter (19 kaki) jam setelah meninggalkan Sukabumi pada Jumat dini hari, kata Zainudin.Insiden itu terjadi menjelang kunjungan pertama Perdana Menteri baru Australia Tony Abbott ke Indonesia pekan depan. Ia diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Indonesia mengatakan rencana angkatan laut Australia untuk mencegat dan memaksa kembali kapal nelayan Indonesia yang penuh dengan pencari suaka dapat melanggar kedaulatan Indonesia.