WASHINGTON: Kongres AS telah menyetujui permintaan Presiden Barack Obama untuk melatih dan mempersenjatai pemberontak moderat Suriah melawan kelompok ISIS, sebuah langkah besar menuju penghinaan dan penghancuran kelompok teror yang ditakuti tersebut.
Senat menyetujui rancangan undang-undang anggaran tersebut, yang memberikan Obama wewenang untuk mempersenjatai dan melatih kelompok pemberontak Suriah, dengan hasil pemungutan suara 78 berbanding 22, sehari setelah rancangan undang-undang tersebut disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan suara mayoritas 273 berbanding 156.
RUU tersebut sekarang dibawa ke Gedung Putih agar Obama dapat mengesahkan RUU tersebut menjadi undang-undang.
Menggambarkan pengesahan RUU tersebut sebagai langkah maju yang penting dalam perang melawan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS), Obama mengatakan: “Saya senang bahwa Kongres kini telah memutuskan untuk memulihkan elemen kunci dari strategi dukungan kami: berencana untuk melatih dan memperlengkapi oposisi di Suriah sehingga mereka dapat membantu memukul mundur para teroris ini.”
Obama mengatakan pasukan oposisi Suriah sedang memerangi kebrutalan teroris ISIS dan tirani rezim Assad.
“Kami akan memberikan pelatihan dan peralatan untuk membantu mereka (kelompok pemberontak moderat) menjadi lebih kuat dan menghadapi teroris ISIS di Suriah,” kata Obama.
AS akan terus membangun koalisi internasional yang luas untuk mempermalukan dan pada akhirnya menghancurkan kelompok teroris ISIL, katanya, memuji Perancis atas keputusannya untuk bergabung dengan AS dalam serangan udara melawan ISIL di Irak.
“Sebagai bagian dari kampanye udara, Perancis akan berpartisipasi dalam serangan terhadap ISIS di Irak,” kata Obama, sambil menambahkan, “Sebagai salah satu sekutu tertua dan terdekat kami, Perancis adalah mitra yang kuat dalam upaya kontraterorisme kami, dan kami senang Perancis dan anggota militer Amerika akan bekerja sama lagi.”
Presiden Prancis Francois Hollande kemarin mengizinkan serangan udara terhadap sasaran ISIS di Irak.
“Saya memutuskan untuk menanggapi secara positif pemerintah Irak dengan memberikan dukungan udara,” kata Hollande kepada wartawan kemarin, sambil menambahkan: “Kami tidak akan melangkah lebih jauh. Tidak akan ada pasukan darat dan kami hanya akan melakukan intervensi di Irak.”
Prancis telah memasok senjata kepada pasukan Kurdi di Irak utara dan jet tempur serta pesawat pengintainya memulai misi pengintaian di Irak awal pekan ini. Sementara itu, Koalisi Oposisi Suriah juga menyambut baik langkah Kongres AS.
“Kami menyambut baik dukungan tersebut dan berkomitmen untuk lebih menunjukkan kredibilitas Tentara Pembebasan Suriah (FSA) sebagai mitra yang dapat diandalkan dan efektif di garis depan melawan terorisme,” kata Perwakilan Khusus Koalisi Oposisi Suriah untuk Amerika Serikat dan PBB, Najib Ghadbian, dikatakan.