BRUSSELS: Menteri Luar Negeri AS John Kerry berkumpul dengan sekutu-sekutu Eropa menjelang perundingan penting NATO hari ini, menyusul kunjungan penting ke Irak yang bertujuan untuk memperkuat persatuan Irak.
Tak lama setelah terbang dengan pesawat militer AS dari Irak utara, Kerry bertemu kemarin malam dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton serta mitra-mitra Eropa lainnya dan “membahas situasi keamanan yang serius di Irak.”
Mereka juga berbicara tentang “upaya untuk mengurangi ketegangan di Ukraina dan upaya untuk mendukung proses politik di Libya,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki.
Ketika krisis melanda Ukraina dan Suriah, serangan jihadis Sunni di Irak utara telah menambah urgensi baru dalam agenda NATO yang sudah padat, dimana para menteri juga akan membahas upaya untuk mengakhiri perang di Afghanistan.
“Seperti yang diketahui semua orang, ini adalah saat yang sangat kritis bagi Irak,” Kerry memperingatkan di Arbil pada hari Selasa ketika ia bertemu dengan para pemimpin Kurdi untuk membahas serangan yang dilakukan oleh Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Pembicaraannya terjadi ketika 300 penasihat militer AS memulai misi mereka di Bagdad untuk membantu tentara Irak, yang melemah akibat perebutan sebagian wilayah Irak utara oleh militan.
Kerry memberi pengarahan kepada sekutu Eropa, Jerman, Perancis, Italia dan Inggris dalam perjalanannya “ke Bagdad dan Arbil dan menyatakan keprihatinan yang kuat mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS,” kata Psaki.
Ia juga menghadiri jamuan makan malam para menteri luar negeri dari aliansi yang beranggotakan 28 negara tersebut.
Presiden AS Barack Obama mengumumkan awal bulan ini bahwa AS akan mengurangi jumlah pasukannya di Afghanistan menjadi 9.800 sebelum menarik sepenuhnya pada akhir tahun 2016.
Hal ini akan membentuk rencana anggota NATO lainnya yang memiliki pasukan di Afghanistan mengenai berapa banyak tentara yang akan meninggalkan negara tersebut, dengan seorang pejabat tinggi AS memperkirakan total pasukan akan berjumlah sekitar 12.000 orang.
Namun pertemuan formal NATO, yang dibuka hari ini, akan “sangat, sangat terfokus pada situasi di Ukraina,” kata pejabat itu kepada wartawan.
Para menteri akan membahas implementasi rencana perdamaian Presiden baru Ukraina Petro Poroshenko, “upaya gencatan senjata, dan juga upaya untuk bernegosiasi dengan negara-negara timur,” kata pejabat itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Gedung Putih kemarin menyambut seruan Presiden Rusia Vladimir Putin kepada anggota parlemennya untuk mencabut izinnya untuk menginvasi Ukraina.
Namun, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan Washington, yang mengancam akan memberikan sanksi lebih lanjut terhadap Moskow, ingin melihat bukti jelas adanya perubahan perilaku Rusia.