BARU YORK: Teknik pencitraan baru yang dikembangkan oleh ilmuwan keturunan India-Amerika akan memungkinkan ahli patologi melihat struktur jaringan dan sel, sehingga memungkinkan penilaian diagnostik lebih cepat dan lebih baik.

Rohit Bhargava, seorang profesor bioteknologi di Universitas Illinois, memimpin tim peneliti yang mengembangkan teknik baru, yang menggunakan kombinasi pencitraan mikroskop canggih dan analisis komputer untuk memberikan informasi yang tepat kepada ahli patologi tanpa menggunakan noda atau pewarna kimia.

Prof Bhargava, yang juga anggota Beckman Institute for Advanced Science and Technology, mempublikasikan temuan studinya di jurnal ‘Technology’.

“Sampel mana pun dapat dianalisis untuk mengetahui noda yang diinginkan tanpa biaya material, waktu atau tenaga, sekaligus membiarkan jaringan berharga tetap utuh untuk analisis hilir,” kata Bhargava.

Untuk mempelajari sampel jaringan, ahli patologi menggunakan pewarna yang menempel pada molekul spesifik yang mereka cari. Pewarnaan bisa menjadi proses yang panjang dan menuntut serta bahan kimia dapat merusak sel. Ahli patologi juga harus memilih hal mana yang akan diuji karena tidak selalu mungkin mendapatkan banyak sampel untuk banyak noda dari satu biopsi.

Alih-alih menggunakan noda, teknik pencitraan inframerah baru memindai sampel dengan cahaya inframerah untuk mengukur komposisi kimia sel. Komputer kemudian menerjemahkan informasi spektral dari mikroskop menjadi pola pewarnaan kimia, sehingga menghindari kebutuhan untuk mengaplikasikan pewarna pada sel.

“Kami mengandalkan ilmu kimia untuk menghasilkan kebenaran dasar dan bertindak sebagai ‘penyelia’ untuk algoritma pembelajaran yang diawasi,” kata David Mayerich, penulis pertama studi tersebut.

“Salah satu hambatan dalam patologi otomatis adalah pemrosesan ekstensif yang harus diterapkan pada gambar yang diwarnai untuk mengoreksi artefak dan ketidakkonsistenan pewarnaan. Kemampuan untuk menerapkan noda secara seragam di beberapa spesimen dapat membuat langkah pemrosesan gambar awal ini jauh lebih mudah dan lebih kuat”.

Para peneliti mereproduksi berbagai macam noda molekuler dengan mengisolasi spektrum molekul tertentu secara komputasi.

Hal ini memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menyetujui noda yang diperlukan, untuk noda berbeda sebanyak yang diperlukan — semuanya tanpa merusak sampel jaringan asli, yang kemudian dapat digunakan untuk pengujian lainnya.

“Pendekatan ini menjanjikan dampak langsung dan jangka panjang dalam mengubah patologi menjadi ilmu molekuler yang berlipat ganda—baik dalam penelitian maupun praktik klinis,” kata Bhargava.

uni togel