Pemerintah Filipina pada hari Rabu menuduh Tiongkok memulai pembangunan infrastruktur di sebuah pulau di kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan.

China dan Filipina sedang berselisih mengenai wilayah yang memiliki cadangan minyak dan gas tersebut.

Paul Galvez, juru bicara Kementerian Pertahanan Filipina, mengatakan kepada media bahwa Tiongkok “sedang melakukan kegiatan reklamasi atau tanah longsor” di Johnson Reef, bagian dari Spratly, kata portal Rappler.

Meski terdapat bangunan di pulau itu, Galvez mengatakan aktivitas konstruksi baru telah terlihat dalam beberapa bulan pertama tahun ini.

“Pada bulan Februari tahun ini, kami melihat infrastruktur mulai berkembang,” tambahnya.
Tiongkok dan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lainnya, termasuk Filipina, menandatangani Deklarasi Perilaku di Laut Cina Selatan pada bulan November 2002.

Perjanjian ini melarang segala jenis konstruksi di wilayah sengketa.
Keluhan Filipina semakin memperburuk hubungan kedua negara.
Keluhan ini muncul dua hari setelah Manila secara resmi menuduh dan menangkap sembilan pelaut Tiongkok pada tanggal 6 Mei karena melakukan perburuan lebih dari 500 penyu, spesies yang dilindungi di perairan Filipina.

Sehingga Manila mengabaikan seruan Beijing yang menuntut Filipina melepaskan orang-orang yang ditangkap dan meminta “penjelasan rasional” atas apa yang terjadi di Laut Cina Selatan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying mengatakan mereka memiliki hak kedaulatan yang “tidak dapat disangkal” atas Kepulauan Spratly (Nansha dalam bahasa Tiongkok).
Brunei, Tiongkok, Filipina, Taiwan, dan Vietnam mengklaim kepemilikan penuh atau sebagian atas Kepulauan Spratly, wilayah yang kaya akan sumber daya kelautan dan energi.

Manila sepenuhnya berselisih wilayah dengan Beijing atas beberapa pulau di Laut Cina Selatan, di mana beberapa insiden telah terjadi antara nelayan dan angkatan laut kedua negara.

Konfrontasi bilateral semakin meningkat ketika Filipina mengajukan petisi pada tanggal 30 Maret ke Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut untuk mengambil keputusan, sebuah proses yang dibantah oleh Tiongkok.

ASEAN pada akhir pekan ini menyerukan pengekangan dan perundingan mengenai konflik kedaulatan dengan Tiongkok di kawasan tersebut, namun menghindari usulan front bersama melawan Beijing seperti yang disarankan oleh Filipina dan Vietnam.

Data Pengeluaran Sidney Hari Ini