Sebuah bom meledak pada hari Jumat di dekat kantor sebuah partai politik besar di Pakistan yang mendapat ancaman dari Taliban, menewaskan sembilan orang dalam serangan terbaru menjelang pemilihan parlemen bulan depan.
Menjelang pemilu, kelompok-kelompok militan semakin menyerang partai-partai liberal dan sekuler seperti yang menjadi sasaran di kota pelabuhan Karachi pada hari Jumat. Serangan tersebut memaksa banyak partai untuk mengubah strategi kampanye mereka dan menimbulkan pertanyaan apakah pemungutan suara tersebut dapat dianggap sah jika beberapa partai arus utama tidak dapat berpartisipasi dengan baik.
Petugas polisi Zafar Bukhari mengatakan bom itu ditanam di sepeda motor di dekat kantor Partai Nasional Awami. Sembilan orang, termasuk empat anak-anak, tewas dan 24 orang lainnya luka-luka, katanya.
Juru bicara Taliban Pakistan Ahsanullah Ahsan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu melalui panggilan telepon kepada The Associated Press dari lokasi yang dirahasiakan.
Taliban sebelumnya mengumumkan strategi menyasar tiga partai politik. Selain ANP, Taliban mengeluarkan ancaman terhadap Gerakan Muttahida Quami dan Partai Rakyat Pakistan. Ketiganya dianggap sebagai partai liberal yang memicu kemarahan Taliban karena melakukan advokasi melawan militansi dan ekstremisme.
Pada hari Kamis, sebuah bom meledak di luar kantor pemilihan MQM di Karachi, menewaskan lima orang.
Sebelumnya, Taliban membunuh sedikitnya dua perwakilan partai politik tersebut dan menyerang sejumlah acara politik, terutama menyasar ANP di barat laut.
Salah satu serangan paling serius terjadi pada tanggal 21 April ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di luar pertemuan ANP di kota barat laut Peshawar, menewaskan 16 orang. Taliban mengatakan sasaran serangan itu adalah Haroon Ahmad Bilour, yang ayahnya, seorang pemimpin senior partai, tewas dalam bom bunuh diri di Peshawar pada bulan Desember. Dia lolos tanpa cedera, namun pamannya, Ghulam Ahmad Bilour, menderita luka ringan.
Di ibu kota, Islamabad, para pejabat Pakistan mengatakan mereka berencana menutup perbatasan dengan Afghanistan dan membatasi pergerakan pengungsi Afghanistan pada hari pemilihan.
Para pejabat di kementerian dalam negeri dan komisi pemilihan mengatakan pada hari Jumat bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk mencegah serangan teroris selama pemungutan suara. Namun, para pejabat belum mengatakan bagaimana mereka akan membatasi pergerakan ratusan ribu orang yang tersebar di seluruh negeri atau memblokir penyeberangan di sepanjang perbatasan yang rawan. Pakistan telah mengumumkan tindakan serupa di masa lalu namun gagal mengambil tindakan.
Para pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang memberikan pengarahan kepada wartawan.