Pemerintahan Obama berusaha mengadakan pembicaraan langsung dengan Iran mengenai program nuklir kontroversial negara itu setelah Presiden terpilih Iran Hassan Rouhani mengirimkan beberapa sinyal positif, kata sebuah laporan media.

Para pejabat senior AS mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Washington sedang bersiap untuk mengomunikasikan keinginannya untuk mengadakan perundingan langsung dalam beberapa minggu mendatang kepada Rouhani setelah ulama moderat tersebut menyatakan minatnya untuk terlibat dengan komunitas internasional mengenai masalah nuklir, seperti yang dilaporkan Xinhua.

Rouhani, yang memenangkan pemilu Iran pada bulan Juni, akan menggantikan Presiden Mahmoud Ahmadinejad bulan depan.

Para pejabat senior AS akan bertemu dengan perwakilan empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB lainnya, ditambah Jerman, di Brussels pada hari Selasa untuk memetakan pendekatan terkoordinasi terhadap Rouhani dan Teheran, kata para pejabat.

Komunikasi dari Washington ke Teheran terkadang dikirim oleh kantor Catherine Ashton, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa dan kepala blok diplomatik yang melakukan negosiasi dengan Iran dalam apa yang disebut perundingan P5+1.

Pemerintah AS “terbuka untuk melakukan pembicaraan langsung” dan ingin memperkuatnya dengan cara apa pun, kata seorang pejabat senior AS yang akan berpartisipasi dalam pertemuan di Brussels kepada surat kabar tersebut.

Dia mengatakan Iran mengirimkan sinyal bahwa pemerintahan baru “mungkin menuju ke arah yang berbeda”.

Melalui perantara, Rouhani menyampaikan kepada pemerintahan Obama tentang keinginannya untuk lebih transparan terhadap program nuklir Iran.

Kelompok P5+1 – Inggris, Tiongkok, Perancis, Rusia dan Amerika Serikat, ditambah Jerman – berharap dapat menjadwalkan putaran baru perundingan dengan Iran pada bulan September, kata laporan itu.

Pemerintah AS masih menunggu Teheran untuk secara resmi menanggapi paket diplomatik yang disampaikan P5+1 kepada perunding nuklir Iran Saeed Jalili pada putaran terakhir perundingan pada bulan Februari di Kazakhstan.

Kesepakatan tersebut mencakup pelonggaran beberapa sanksi ekonomi terhadap Iran sebagai imbalan atas penghentian produksi bahan bakar nuklir yang hampir setara dengan senjata dan setuju untuk menyimpan sebagian besar bahan bakar tersebut di luar negeri.

P5+1 juga berusaha menutup fasilitas pengayaan uranium Iran di kota suci Qom, yang telah dibentengi di bunker bawah tanah dan mulai menggunakan mesin sentrifugal yang lebih cepat, tambah laporan itu.

Iran bersikukuh bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan penelitian dan energi damai, sementara negara-negara Barat mencurigai Teheran sedang berusaha mendapatkan senjata nuklir.

Pengeluaran SGP hari Ini