Komisi Pemilihan Umum Maladewa mengumumkan pada hari Rabu bahwa pemilihan presiden baru akan diadakan di negara itu pada tanggal 19 Oktober.

Keputusan panel pemungutan suara ini diambil setelah adanya perintah Mahkamah Agung Maladewa, yang membatalkan putaran pertama pemilihan presiden yang diadakan pada 7 September.

Dalam keputusan mayoritas pada Senin malam, pengadilan tertinggi di kepulauan Samudera Hindia mengatakan ada kecurangan pemilu di hampir 6.000 kasus berdasarkan laporan polisi rahasia yang disampaikan oleh pemerintahan Mohammed Waheed, yang berarti hasil pemilu harus dibatalkan.

Tiga hakim yang berbeda pendapat mengatakan, partai Jumhoree pemohon gagal membuktikan tuduhannya atas kecurangan pemilu yang meluas. Khususnya, trio sayap kanan tidak mempertimbangkan laporan polisi tersebut, karena mereka menyatakan bahwa isinya belum ditunjukkan kepada Komisi Pemilihan Umum.

Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum mempercepat persiapan pemilu karena sebagian besar sistem pemerintahan masih tutup pada minggu depan karena libur Idul Fitri tahunan pada tanggal 11-19 Oktober.

Baik PBB maupun UE telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan keyakinan bahwa Komisi Eropa akan menyelenggarakan pemilu dengan cara yang bebas dan adil.

Bahkan putaran pertama pemilihan presiden dipuji oleh komunitas internasional karena sifatnya yang bebas dan adil, dengan beberapa pengamat internasional memantau proses pemungutan suara tersebut.

Catherine Ashton, kepala kebijakan luar negeri UE, mengatakan pemilu harus diselenggarakan sesuai sepenuhnya dengan “standar nasional dan internasional”. Senada dengan itu, Sekjen PBB Ban ki Moon mengatakan hal tersebut harus dilakukan melalui “proses yang damai, inklusif dan kredibel”.

Meskipun ada indikasi awal bahwa partai-partai non-MDP sedang berusaha mengkonsolidasikan suara mereka, Komisi Eropa juga mengatakan bahwa semua kandidat yang maju pada putaran pertama juga harus hadir pada pemilu baru.

Artinya, nama Presiden Mohamed Waheed akan tetap tercantum dalam surat suara meski belum secara resmi menyatakan akan mencalonkan diri lagi.

Waheed berada di urutan terakhir, hanya memperoleh lima persen suara.

Pasangannya pada putaran pertama, Thasmeen Ali dari Partai Demokrat, mengumumkan dukungannya terhadap Partai Demokrat Maladewa, yang calon presidennya, Mohammed Nasheed, memperoleh perolehan suara tertinggi, yaitu 45 persen.

New Delhi, yang mempunyai kepentingan besar dalam stabilitas negara di kawasan Samudera Hindia tersebut, telah memperhatikan perkembangan tersebut dengan penuh kekhawatiran namun belum mengeluarkan tanggapan resmi.

slot online gratis