WASHINGTON: Sebuah danau kuno di kawah Jezero Mars mungkin pernah terisi air yang cukup segar, sehingga berpotensi menjadi lingkungan yang layak huni, kata para ilmuwan.
Baca Juga: Misi NASA Ambil Batu dari Asteroid
Para peneliti dari Brown University menemukan bahwa gempuran air yang memenuhi kawah Jezero adalah salah satu dari setidaknya dua periode aktivitas air yang berbeda di wilayah sekitar Jezero.
Jezero berada di urutan teratas dalam daftar kemungkinan tempat pendaratan bagi penjelajah Mars 2020 milik NASA. Jika kehidupan berasal dari salah satu dari dua peristiwa yang berhubungan dengan air tersebut, tanda-tanda kehidupan mungkin masih ada di Jezero, kata para peneliti.
Danau kuno di Kawah Jezero pertama kali diidentifikasi pada tahun 2005 oleh Caleb Fassett, mantan mahasiswa pascasarjana Brown. Dia mengidentifikasi dua saluran di sisi utara dan barat kawah yang tampaknya menyuplai air.
Air tersebut akhirnya melintasi dinding kawah di sisi selatan dan mengalir keluar melalui saluran besar ketiga.
Tidak jelas berapa lama sistem ini aktif, namun tampaknya telah mengering sekitar 3,5 hingga 3,8 miliar tahun yang lalu.
Setiap saluran masuk kawah mempunyai endapan mirip delta dimana sedimen yang terbawa air diendapkan ke dalam danau.
Pada tahun 2008, Bethany Ehlmann, mantan mahasiswa pascasarjana Brown yang sekarang menjadi profesor di Caltech, menunjukkan bahwa endapan kipas tersebut penuh dengan mineral tanah liat – sebuah tanda jelas adanya perubahan oleh air.
Namun, pertanyaan tentang bagaimana tepatnya mineral-mineral tersebut terbentuk masih terbuka. Mineral tersebut bisa saja terbentuk di situ di dalam danau, atau terbentuk di tempat lain dan terangkut ke dalam danau.
Tim Goudge, seorang mahasiswa pascasarjana di Brown yang memimpin studi baru ini, mengumpulkan gambar orbital resolusi tinggi dari instrumen CTX NASA dan menggabungkannya dengan data dari Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM) di atas Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA.
Goudge menyusun peta geologi dan mineralogi dari seluruh sistem danau paleola kawah Jezero.
Peta tersebut menunjukkan bahwa masing-masing endapan kipas memiliki ciri khas mineral tersendiri yang sesuai dengan ciri khas daerah aliran sungai tempat asal endapan tersebut.
“Ini merupakan indikasi bagus bahwa mineral terbentuk di daerah aliran sungai dan kemudian terangkut ke danau,” kata Goudge.
Pembentukan mineral dan pengangkutannya nampaknya dipisahkan oleh waktu yang cukup lama. Pemetaan daerah aliran sungai menunjukkan lapisan batuan yang lebih muda berada di atas mineral yang terhidrasi.
Saluran masuk kawah memotong lapisan batuan yang lebih muda. Artinya air yang membentuk saluran tersebut pasti mengalir dengan baik setelah lapisan mineral terbentuk.
“Hal ini menyiratkan bahwa sebenarnya ada dua periode aktivitas yang berhubungan dengan air,” kata Goudge.
Air yang menggenang di danau sejak peristiwa kedua tampaknya tidak mengubah batuan secara kimia sama sekali.
Hal ini menunjukkan bahwa Jezero dipenuhi dengan air yang cukup segar dengan pH mendekati netral sehingga berpotensi menjadi lingkungan yang layak huni, kata para peneliti.