COLOMBO: Kabinet Sri Lanka telah memutuskan untuk meninjau ulang proyek perumahan Tata senilai US$450 juta dengan tujuan memberikan kompensasi yang lebih baik kepada keluarga kelompok berpenghasilan rendah yang kehilangan tempat tinggal.
Juru Bicara Kabinet Rajitha Senaratne mengatakan di sini pada hari Kamis bahwa pemerintah akan merundingkan kembali perjanjian tersebut dengan pengembang “One Colombo Pvt.Ltd.”, sebuah perusahaan Tata yang terdaftar di Sri Lanka.
Negosiasi ulang diperlukan karena keinginan pemerintah untuk membayar lebih banyak kompensasi kepada para pengungsi, katanya. Pemerintah harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk hal ini daripada yang diperkirakan sebelumnya ketika perjanjian dengan Tatas selesai, jelas Senaratne.
Proyek ini melibatkan pemindahan 65.000 orang yang tinggal di lahan seluas sekitar 8 hektar di Kolombo Tengah yang padat. Keluarga Tata berhenti sejenak untuk membangun 456 unit rumah yang bertempat di gedung-gedung bertingkat. Keluarga Tata berupaya mengumpulkan uang dan mendapatkannya kembali melalui kompleks komersial modern di wilayah yang sama.
Pengungsian ini menjadi isu utama hak asasi manusia yang mencoreng citra pemerintahan Rajapaksa di kalangan umat Islam, karena banyak dari mereka yang mengungsi termasuk dalam kategori ini.
Peninjauan proyek Tata merupakan bagian dari rencana pemerintahan Sirisena untuk meninjau seluruh proyek besar yang dikerjakan oleh pemerintahan Rajapaksa.
COLOMBO: Kabinet Sri Lanka telah memutuskan untuk meninjau ulang proyek perumahan Tata senilai US$450 juta dengan tujuan memberikan kompensasi yang lebih baik kepada keluarga kelompok berpenghasilan rendah yang kehilangan tempat tinggal. Juru bicara kabinet Rajitha Senaratne di Jakarta, Kamis, mengatakan pemerintah akan melakukan renegosiasi perjanjian tersebut. dengan pengembang “One Colombo Pvt.Ltd.”, sebuah perusahaan Tata yang terdaftar di Sri Lanka. Negosiasi ulang diperlukan karena keinginan pemerintah untuk membayar lebih banyak kompensasi kepada para pengungsi, katanya. Pemerintah harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk hal ini daripada yang diperkirakan sebelumnya ketika kesepakatan dengan Tatas tercapai, jelas Senaratne.googletag.cmd.push(function() googletag.display(‘div-gpt-ad- 8052921- 2’ ); );Proyek ini melibatkan pemindahan 65.000 orang yang tinggal di lahan seluas sekitar 8 hektar di Kolombo Tengah yang padat. memulihkannya dengan mengembangkan kompleks komersial modern di kawasan yang sama. Pengungsian ini menjadi isu utama hak asasi manusia yang mencoreng citra pemerintahan Rajapaksa di kalangan umat Islam, karena banyak dari mereka yang mengungsi termasuk dalam kategori ini. Peninjauan proyek Tata merupakan bagian dari rencana pemerintahan Sirisena untuk meninjau seluruh proyek besar yang dikerjakan oleh pemerintahan Rajapaksa.