Dua polisi Afghanistan yang baru saja ditugaskan kembali menembaki komandan mereka di sebuah pos pemeriksaan di sebuah distrik terpencil di selatan negara itu, menewaskan dia dan enam anak buahnya, kata para pejabat Selasa.

Ini adalah yang terbaru dari serangkaian apa yang disebut “serangan orang dalam” di mana pasukan Afghanistan menembaki rekan-rekan mereka atau pasukan internasional. Serangan-serangan tersebut mengancam akan mengguncang kepercayaan kedua belah pihak seiring dengan semakin dekatnya penarikan sebagian besar pasukan internasional pada tahun 2014.

Kepala polisi di distrik Kandahar yang bergejolak mengatakan kedua penyerang adalah mantan polisi yang bergabung kembali dengan kepolisian dua hari sebelumnya. Umum Abdul Razaq mengatakan mereka melarikan diri dengan kendaraan polisi bersama senjata rekan-rekan mereka yang tewas setelah serangan di distrik terpencil Arghistan pada Senin malam.

“Hari ini kami menemukan senjata dan kendaraannya, dan sekarang kami sedang mencari kedua polisi tersebut,” kata Razaq.

Pemberontak Taliban telah memperingatkan bahwa mereka akan menyusup ke pasukan keamanan Afghanistan untuk melakukan serangan dari dalam. Ada beberapa serangan serupa dalam satu tahun terakhir, termasuk petugas yang diracuni saat mereka sedang makan.

Serangan terbaru terjadi pada tanggal 5 Mei, ketika seorang tentara Afghanistan mengarahkan senjatanya ke dua Marinir AS yang bekerja bersamanya, dan membunuh mereka.

Pada bulan Maret, seorang polisi Afghanistan menembaki rekan-rekannya, menewaskan empat personel keamanan Afghanistan dan dua tentara AS.

Taliban mengklaim sebagian besar serangan orang dalam, namun koalisi internasional mengatakan beberapa di antaranya disebabkan oleh perselisihan pribadi.

Juga pada hari Selasa, sebuah bom pinggir jalan di bawah jembatan menghantam konvoi anggota parlemen Afghanistan di jalan raya utama di utara Kabul, menewaskan lima orang.

Anggota parlemen Obaidullah Ramin dari provinsi utara Baghlan mengatakan dia tidak yakin dirinya sengaja menjadi sasaran ledakan Selasa pagi.

Dia mengatakan jalan raya utama yang mengarah ke utara keluar dari Kabul sering kali ditambang oleh pemberontak Taliban untuk menargetkan konvoi yang terlihat seperti pejabat. Polisi mengkonfirmasi keterangannya.

Tiga kerabat Ramin termasuk di antara korban tewas.

Bom jalanan adalah senjata favorit Taliban untuk menargetkan pejabat pemerintah serta pasukan militer Afghanistan dan internasional.

Para pemberontak telah meningkatkan serangan dalam beberapa pekan terakhir, berupaya melemahkan pemerintah dan pasukan keamanan ketika pasukan asing menarik diri sebagai persiapan koalisi internasional menyerahkan operasi keamanan kepada unit-unit lokal tahun depan.

Singapore Prize